Tradisi “Yasinan” sebagai Salah Satu Sarana Penjaga Keutuhan Masyarakat

Operator Desa 20 September 2019 10:46:26 WIB

Sebuah tradisi turun temurun yang masih ada hingga kini. Arus globalisasi yang semakin deras tak menghentikan masyarakat di Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul menjalankan tradisi ini, yakni tradisi "Yasinan". Tidak ada yang tau kapan persisnya tradisi ini dibentuk. Namun, kehadirannya sudah melekat di kehidupan masyarakat.

Yasinan berawal dari kata yaasiin, yang merupakan salah satu ayat Al-Qur’an yang selalu dilantunkan dalam kegiatan ini. Dari sinilah berkembang istilah yasinan hingga kini. Di beberapa padukuhan di Desa Sumbergiri, khususnya Padukuhan Payak, Koripan 2, Plataran, dan Wonodoyo, Yasinan dilakukan secara bergiliran dari rumah ke rumah setiap malam Jum’at. Dalam kegiatan ini, setelah pembacaan yaasiin, biasanya dilanjutkan dengan tahlil, dan ditutup dengan doa.

Banyak sekali nilai-nilai yang diajarkan dalam tradisi ini. Misalnya sopan santun dengan orang yang lebih tua, hal ini dapat terlihat bagaimana golongan muda dalam memberikan pelayanan terhadap golongan yang lebih tua. Kemudian merawat persatuan dan kesatuan, kehadiran para warga sekaligus sebagai pupuk pemersatu dan menguatkan kedekatan emosional antar satu sama lain.

Selain itu, kegiatan yang bisa dibilang keagamaan ini dapat berjalan berdampingan dengan nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat, tanpa merubah tatanan sosialnya. Bahkan dapat menciptakan sebuah budaya baru dan berkembang di masyarakat. Dampak nya jelas, yaitu menjaga keutuhan masyarakat.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar